Di bawah rembulan yang samar
Seorang tua duduk sendirian di tebing sungai
Sabar dia menunggu kailnya dijamah ikan
Jari jemarinya tampak bergerak - gerak
Matanya melilau memerhatikan sekeliling
Mengharap ihsan agar kehadirannya tidak kehampaan
Sesekali orang tua itu mengeluarkan secebis surat
Dibukanya perlahan - lahan dan dibacanya berulang kali
Kemudian disimpan rapi di poket kanannya
Tampak wajahnya berubah keredupan
Di pandangnya bulan yang seolah-olah bergerak
Seperti cuba berlari dari pandangannya
Fikirannya bercelaru dan gelisah memikirkan
Petikan bait kata dalam warkah usang itu
"Andaikan aku menjadi sungai, engkaulah tebingnya"
"Dan andai aku menjadi ikan, engkaulah umpannya"
"Aku setia menemanimu sepanjang waktu"
Satu persatu manik berkaca menuruni pipinya
Sambil menyeka air mata itu
Orang tua itu mengeluarkan sekeping gambar
Dikucup dan dicium sepuas - puasnya
Sungai yang ditemani itu sebenarnya telah lama kontang
Dan tidak mungkin akan ada ikan untuk memakan umpannya lagi
Seorang tua duduk sendirian di tebing sungai
Sabar dia menunggu kailnya dijamah ikan
Jari jemarinya tampak bergerak - gerak
Matanya melilau memerhatikan sekeliling
Mengharap ihsan agar kehadirannya tidak kehampaan
Sesekali orang tua itu mengeluarkan secebis surat
Dibukanya perlahan - lahan dan dibacanya berulang kali
Kemudian disimpan rapi di poket kanannya
Tampak wajahnya berubah keredupan
Di pandangnya bulan yang seolah-olah bergerak
Seperti cuba berlari dari pandangannya
Fikirannya bercelaru dan gelisah memikirkan
Petikan bait kata dalam warkah usang itu
"Andaikan aku menjadi sungai, engkaulah tebingnya"
"Dan andai aku menjadi ikan, engkaulah umpannya"
"Aku setia menemanimu sepanjang waktu"
Satu persatu manik berkaca menuruni pipinya
Sambil menyeka air mata itu
Orang tua itu mengeluarkan sekeping gambar
Dikucup dan dicium sepuas - puasnya
Sungai yang ditemani itu sebenarnya telah lama kontang
Dan tidak mungkin akan ada ikan untuk memakan umpannya lagi
::Nukilan:: Gopal Manikam