Tempat meluahkan perasaan, melukiskan apa yang tergambar di jiwa. Penulis adalah seorang amatur dalam penulisan dan berharap untuk memperkembangkan gaya penulisan yang lebih terkini dan berkesan di hati pembaca. Berikan komen yang jujur supaya penulis boleh memperbaiki kelemahan yang ada.

Laman Sari

Si tua penunggu sungai

 
Di bawah rembulan yang samar
Seorang tua duduk sendirian di tebing sungai
Sabar dia menunggu kailnya dijamah ikan
Jari jemarinya tampak bergerak - gerak
Matanya melilau memerhatikan sekeliling
Mengharap ihsan agar kehadirannya tidak kehampaan

Sesekali orang tua itu mengeluarkan secebis surat
Dibukanya perlahan - lahan dan dibacanya berulang kali
Kemudian disimpan rapi di poket kanannya
Tampak wajahnya berubah keredupan
Di pandangnya bulan yang seolah-olah bergerak
Seperti cuba berlari dari pandangannya

Fikirannya bercelaru dan gelisah memikirkan
Petikan bait kata dalam warkah usang itu
"Andaikan aku menjadi sungai, engkaulah tebingnya"
"Dan andai aku menjadi ikan, engkaulah umpannya"
"Aku setia menemanimu sepanjang waktu"
Satu persatu manik berkaca menuruni pipinya

Sambil menyeka air mata itu
Orang tua itu mengeluarkan sekeping gambar
Dikucup dan dicium sepuas - puasnya
Sungai yang ditemani itu sebenarnya telah lama kontang
Dan tidak mungkin akan ada ikan untuk memakan umpannya lagi
 
::Nukilan:: Gopal Manikam

2 comments:

Juhana Jiha said...

emm menyentuh hati. Buat hati tertanya2 dan berfikir~~ ;) gud try :) keep up

Gopal Manikam said...

i try to keep keep up higher..

Next Post Previous Post Home

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...